Minggu, 01 November 2009

Anggaran di Akhir Tahun


Selama era Orde Baru sampai era reformasi sekalipun, tidak ada yang berubah dengan sistem penganggaran negara maupun daerah, yaitu sistem tradisional (item line budget) yang berarti dana/anggaran harus dihabiskan (oleh para eksekutif atau pelaksana), itulah prinsip anggaran di Indonesia . Bila kurang atau malah lebih, maka pengguna anggaran tersebut dinilai gagal.
Jadi sebisa mungkin antara pengeluaran dengan penerimaan harus passs...Bila anggaran masih ada sisa setelah tutup buku (akhir tahun anggaran), maka kucuran dana tahun depan akan maksimal sama dengan anggaran tahun sebelumnya.

Prinsip harus habis berlaku di semua departemen dan di pemerintah daerah. Bila anggaran tahun 2008 sebuah departemen sebesar Rp 1 triliun, maka duit sebesar itu harus dihabiskan tahun itu juga. Maka bila tersisa 100 miliar saja, droping dana tahun 2009, berkurang 100 milyar, menjadi hanya Rp 900 milyar.

Ujung-ujungnya, seperti biasanya, pada akhir tahun (ini sudah mendekati akhir tahun, kita lihat saja) banyak biaya-biaya siluman dengan dokumen-dokumen pengeluaran yang aspal. Tidak heran bila departemen atau instansi atau pemda seolah-olah gencar membangun atau bongkar pasang atau melakukan rehabilitasi sarana yang sebetulnya tidak perlu. Seperti di sebuah daerah di Jawa Timur yang hampir tiap tahun membongkar pasang pembatas jalan. Atau sebuah kantor di instansi pemerintah memasang aneka sarana yang berlebihan atau yang lebih parah, banyak biaya perjalanan dinas yang fiktif. Itu semua tujuannya hanya satu, menghamburkan duit.

Beruntung sejak terbentuknya Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dan reformasi birokrasi di Departemen Keuangan (sebagai kuasa anggaran) penghamburan dana oleh para eksekutif (pengguna anggaran) tidak semasif sebelumnya karena disamping pengawasan dan penindakan yang tidak pandang bulu oleh KPK sehingga saking takutnya dijerat oleh KPK, para pimpinan instansi/proyek sangat hati-hati dalam menggunakan anggaran sehingga penyerapan anggaran menjadi lambat (penyerapan anggaran yang lambat sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi) juga karena sistem penganggaran sudah menganut sistem kinerja.

2 comments

itulah yang terjadi di negeri hindia belanda ini. uang negara habis tuk anggaran yang tak sentuh kesejahteraan rakyat

Jeleknya sistem penganggaran yang dipake di Indonesia seperti itu.
Terima kasih atas komennya.


EmoticonEmoticon