Senin, 24 Mei 2010

Partai Demokrat, Contoh Sebuah Partai Modern


Usai sudah perhelatan akbar yang diselenggarakan oleh Partai Demokrat. Perhelatan dalam rangka pemilihan ketua umum ini telah sukses diselenggarakan di Padalarang, Bandung, tanggal 21-23 Mei 2010 kemarin. Tema yang diusung kali ini adalah 'Kongres II Partai Demokrat untuk Kejayaan Bangsa'. Dalam kongresnya yang ke dua tersebut telah dipilih secara sangat demokratis seorang ketua umum partai untuk periode 2010-2015. Sangat demokratis karena pemilihan dilakukan secara fair, tidak ada money politics dan tidak ada campur tangan atau intervensi dari Ketua Dewan Pembina, yaitu Sby.
Dari tiga kandidat yang maju mencalonkan diri, yaitu Anas Urbaningrum dengan nomor urut pertama, seterusnya Andi Malarangeng dan Marzuki Alie, yang terpilih sebagai ketua umum adalah Anas Urbaningrum (AU), yang saat ini posisinya adalah ketua fraksi PD di DPR. AU memperoleh suara sebanyak 280 atau 53%, Marzuki Alie memperoleh 248 suara atau 47% diputaran kedua. Sedangkan Andi Malarangeng yang kalah di putaran pertama hanya memperoleh 82 suara.

Pemilihan ketua umum ini diselenggarakan secara sangat demokratis, tanpa pengaruh bayang-bayang Sby. Padahal sebelumnya santer diisukan bahwa yang akan menjadi ketua umum adalah Andi Malarangeng mengingat AM termasuk orang dekat Sby (menjadi jubir dan anggota kabinet, yaitu sebagai Menpora). Tetapi anggota kongres lebih menyukai kandidat lain dan mungkin lebih rasional karena AM dahulu juga telah gagal dalam memimpin partai yang dibentuknya sendiri, yaitu Partai Persatuan Demokrasi Kebangsaan pada tahun 2002 bersama Dr. Ryaas Rasyid.
Terpilihnya AU sebagai ketua umum menunjukkan Partai Demokrat sebagai salah satu contoh partai modern di tanah air dari langkanya partai serupa. Di dunia perpolitikan Indonesia, menurut saya hanya ada dua parpol yang memiliki ciri modern, yaitu Partai Keadilan Sejahtera dan Partai Demokrat.
Salah satu ciri partai modern adalah tidak menempatkan seseorang sebagai pimpinan partai berdasarkan kekuatan uang dan bukan berdasarkan ikatan primordialisme. Anehnya, partai besar di Indonesia (PDI dan Golkar) justru tidak bisa melepaskan diri dari jerat pemodal besar dan primordialisme. Yang tentunya akan menjadi bumerang bila suatu saat partai tersebut dituntut untuk menampilkan tokohnya sebagai calon pemimpin negara dan tidak ada 'stock' yang bisa diandalkan. Selain itu, menurut Maswardi Rauf, pengamat politik, ciri partai modern adalah harus terbuka, majemuk dan mandiri dengan menjunjung tinggi moralitas dan kemanusian.
Dari yang telah disebutkan di atas, hanya ada dua parpol yang siap bertanding di Pemilu tahun 2014, yaitu partai dengan ciri modern tadi. Partai lainnya pasti hanya akan berkutat pada masalah klasik, yaitu sulitnya mencari kader yang mumpuni. Partai-partai tersebut hanya berisi politisi karbitan yang hanya menumpang popularitas partai.

Untuk Ketua Umum Partai Demokrat yang baru, selamat berjuang meraih kejayaan bangsa melalui PD! Berduet dengan Sri Mulyani Indrawati pada tahun 2014 nanti, saya percaya akan menciptakan sinergi yang luar biasa sehingga akan mudah untuk menggapai cita-cita bangsa yang makmur dan sejahtera.


EmoticonEmoticon