Kamis, 22 Juli 2010

Apa Yang Kau Cari, KD?


Kawin cerai di kalangan selebriti sudah menjadi hal yang lumrah. Dan hal ini semakin dipertegas saja dengan apa yg dilakukan oleh Kris Dayanti (KD). Dia bercerai dengan suaminya, Anang Hermansyah, ketika usia perkawinan menjelang 14 tahun. Sebuah usia yang tidak pendek. Sebuah usia yang sudah cukup untuk memahami sifat dan karaktermasing-masing pasangan. Karena cukup untuk memahami masing-masing, maka selalu akan ada cara untuk menyelesaikan masalah yang timbul dalam rumah tangga, kalau bukan karena ego.

Anang Hermansyah menceraikan KD karena KD terbukti memiliki pria idaman lain (PIL). Pria mana yang tidak akan marah bila pasangannya memiliki PIL? Mungkin hanya Yohanes Yusuf Subrata yang karena begitu ‘bertekuk lutut’ dihadapan istrinya, maka dia tenang-tenang saja ketika istrinya, Cut Tari, jelas-jelas selingkuh dengan Ariel Peterpan (bahkan video selingkuhnya telah dinikmati oleh ribuan orang).

Publik menjadi bertanya-tanya, kenapa seorang suami tidak marah ketika istrinya telah jelas-jelas bermain cinta dengan pria lain? Apakah suami tersebut begitu lemah-dalam berbagai hal-sehingga tidak berdaya di depan istrinya? Apakah suami tersebut menggantungkan nafkahnya kepada si istri? Atau sebab lain? Hanya mereka berdua yang tahu.

Kembali ke masalah KD. Kini KD digosipkan akan segera menikah dengan pria selingkuhannya, seorang pengusaha kaya asal Timor Timur bernama Raul Lemos. Yang sungguh sangat disayangkan adalah Raul Lemos masih berstatus suami orang. Jadi, bisa dibilang KD mengganggu kehidupan rumah tangga orang.

Lalu, apa yang kamu cari, KD? Apa yang kamu cari semata kepuasan seksual? Mantan suamimu telah memberikan dua orang anak, bukankah secara seksual mantan suami Anda normal? Kalau tidak ada kepuasan dari mantan suami Anda, bukankah ada banyak cara untuk menyelesaikan? Atau mantan suami anda sudah tidak bisa memuaskan dalam pemenuhan materi kepada Anda yang bergaya hidup glamour? Dan anda mencari orang lain yang bisa memberikan banyak materi? Bila benar, sungguh Anda sangat egois! Demi kepuasan materi, yang kapan saja bisa hilang lenyap, Anda mengorbankan kebutuhan kasih sayang kedua anakmu dan suami! Anda lebih memilih suami orang yang belum tentu kelak akan lebih membahagiakan dibanding suami sebelumnya.

Dan bila sebuah perkawinan didasarkan hanya dorongan materi, saya percaya perkawinan tersebut tidak akan langgeng. Karena bukankah materi itu nisbi? Setiap saat bisa lenyap dalam sekejap! Kita lihat saja nanti!


EmoticonEmoticon