Jumat, 20 Agustus 2010

Siapa Dibalik Perampok Itu?


Tepat sehari setelah Indonesia merayakan hari kemerdekaannya, masyarakat Indonesia dibuat geger. Ulah 16 perampok dengan bersenjata tempur M16 dan AK47 menerobos Bank CIMB di Medan itulah yang membuat masyarakat kaget dan jadi heboh. Terlebih, perampok juga menewaskan seorang anggota polisi saat berjaga di bank tersebut.

Seperti diberitakan, tanggal 18 Agustus, 16 perampok dengan mengenakan helm dan penutup wajah serta bersenjata lengkap menggasak uang sejumlah Rp 400 juta (ada yg mengatakan Rp 1,5 milyar) dari Bank CIMB Cabang Medan.

Terkait dengan kejadian tersebut, banyak yang menjadi pertanyaan dibenak masyarakat, kenapa melibatkan perampok sebanyak itu? Bukankah beresiko tertangkap lebih besar bila anggota yang merampok banyak? Dari mana senjata itu didapatkan? Padahal senjata tersebut adalah senjata organik milik aparat keamanan Indonesia? Yang terakhir, siapa para perampok itu? Apakah murni para pelaku kriminal karena Medan terkenal tidak aman atau ada kaitan dengan organisasi tertentu yang selama ini dikejar-kejar oleh Densus 88?

Beberapa hal dapat saya uraikan sebagai berikut:

Kenapa melibatkan banyak orang dalam melakukan aksinya? Menurut saya hal itu adalah sebagai bentuk show of force atau unjuk kekuatan, khususnya kepada aparat keamanan (polisi). Bahwa anggota mereka banyak, militant dan memiliki senjata tempur.
Tujuannya secara psikologis agar kepolisian tidak memandang remeh mereka.

Tewasnya anggota Brimob yang diberondong oleh mereka adalah bentuk balas dendam akan beberapa rekannya yang telah tewas atau ditangkap oleh pihak berwajib. Sebagaimana diketahui, salah satu musuh nomor satu kelompok ini adalah aparat kepolisian. Hal ini bisa kita lihat saat dua orang polisi yang sedang berjaga di pos polisi di wilayah Purworejo ditembak hingga tewas beberapa waktu lalu oleh pelaku yang diketahui berhubungan anggota garis keras.

Dari mana mereka mendapatkan senjata? Ada beberapa tempat di Indonesia, seperti di Pantai Barat Aceh (populer saat GAM masih aktif) dan kawasan perbatasan Filipina-Indoensiayang biasa dijadikan jalur penyelundupan senjata. Senjata ini biasanya didapatkan dari kawasan Thailand Selatan (Yala dan Pattani) yang terus bergejolak atau dari Filipina Selatan (Kepulauan Mindanao).

Terakhir, siapa dibalik itu semua? Tidak sedikit yang mencurigai bahwa mereka adalah dari kelompok yang selama ini membuat teror bom di Indonesia dengan mengaitkan aktivitas kelompok yang berlatih kemiliteran di Aceh (karena Medan, Sumatera Utara berbatasan langsung dengan Nanggroe Aceh Darussalam). Diantara yang menuding bahwa kelompok teroris dibalik perampok tersebut adalah Al Chaidar, mantan anggota NII yang kini menjadi pengamat terorisme dari Universitas Malikussaleh, Aceh, sebagaimana dikutip Kaltim Pos, Jumat, 20 Agustus 2010. Tapi tidak sedikit juga yang mengatakan ada aparat yang bermain karena senjata yang dibawa perampok adalah senjata organik yang hanya dimiliki oleh aparat keamanan Indonesia.

Mana yang benar? Kita tunggu saja hasil penyelidikan polisi.


EmoticonEmoticon