Sabtu, 02 Oktober 2010

Api Tarakan Berhasil Dipadamkan

Dalam banyak hal, kita selalu terlambat mengantisipasi. Mulai dari banjir, tanah longsor, kelaparan, KLB penyakit sampai kerusuhan atau perkelahian antar kelompok atau warga. Tragedi telah terjadi, aparat pemerintah baru bertindak. Kenapa saya sebut seolah-olah tanggung jawab ada pada aparat pemerintah saja? Karena kepada siapa lagi warga negara mengharapkan perhatian dan bantuan selain kepada pemegang kekuasaan (power)?

Sebagian besar warga Indonesia pasti sudah bosan terhadap berbagai bencana yang bertubi-tubi menimpa negara kita. Padahal semua mestinya bisa dicegah atau minimal diantisipasi karena kebanyakan musibah juga disebabkan oleh tabiat manusia. Banjir atau tanah longsor karena ‘bandel’-nya manusia yang tetap saja menjadikan sungai sebagai TPA atau menebang pohon seenaknya. Penyakit menyerang karena kurangnya kepedulian menjaga kebersihan atau gaya hidup yang tidak sehat.

Kerusuhan atau perkelahian antar warga juga karena ego yang dikedepankan oleh masing-masing pihak. Hanya masalah sepele akhirnya menjadi pemicu kerusuhan massal. Terkadang bahkan dibelokan menjadi isu rasial. Dan kini masyarakat begitu gampang diprovokasi bila sudah menyangkut isu sara.

Beberapa kerusuhan atau perkelahian akhir-akhir ini juga dipicu oleh isu sensitif ini. Bila pemerintah tidak cepat bertindak, kerusuhan akan membakar seluruh elemen masyarakat. Kita bersyukur bahwa kerusuhan di Tarakan, Kalimantan Timur, tidak berlarut-larut sehingga tidak menimbulkan banyak korban nyawa dan harta benda. Tidak seperti kerusuhan Sampit dan Sambas di Kalimantan Barat yang karena kelambanan tindakan aparat, menyebabkan ribuan nyawa tewas sia-sia serta membawa trauma yang sangat mendalam bagi kedua belah pihak.

Titik api kerusuhan di Tarakan berhasil dipadamkan setelah masing-masing pihak (suku Tidung yang merupakan penduduk asli Tarakan dan suku Bugis) sepakat berdamai pada 30 September 2010 bertempat di Swiss-bell Hotel, Tarakan . Kesepakatan ini dicapai setelah ada mediasi dari pemerintah provinsi Kalimantan Timur didampingi unsur keamanan negara, yaitu Kapolda Kaltim dan Pangdam VI Mulawarman.

2 comments

Lho fotonya kok Mbak Lia sih?

Hehehehe.....soalnya foto yang paling cakep cuman itu....


EmoticonEmoticon