Jumat, 30 Maret 2012

Lebih Militan Mana : Salafy, NU, Muhammadiyah atau Jamaah Tabligh?

Tulisan ini terinspirasi oleh berdirinya sebuah masjid di kawasan terminal lama Purwokerto, Jl. Gerilya. Sebenarnya bukan murni masjidnya yang memberi inspirasi melainkan para penghuni/jamaahnya. Kata ustad, masjid yang banyak penghuninya (baca: banyak orang beribadah di dalamnya), maka semakin makmur masjid tersebut.

(foto usai shalat Jumat di masjid Al Furqon, Purwokerto)

Beberapa waktu yang lalu, karena penasaran, saya shalat di masjid Al Furqan (demikian masjid tersebut diberi nama). Kenapa penasaran? Karena kawasan bekas terminal lama Purwokerto, sepanjang yang saya tahu, merupakan kawasan remang-remang. Jadi, apakah masjid yang didirikan di bekas kawasan remang-remang akan ramai jamaahnya?

(foto usai shalat Jumat di masjid Al Furqon, Purwokerto)

Ternyata dugaan saya bahwa masjid Al Furqan sepi jamaah (mengingat jauh dari perkampungan dan bekas tempat maksiat), salah sama sekali. Sebaliknya, masjid sangat ramai. Yang membuat saya lebih terkejut adalah sekitar 90% jamaahnya dari ikhwan salafi.

Militansi

Saya berkeyakinan bahwa masjid yang diurus oleh ikhwan salafi tidak akan pernah sepi apalagi terbengkalai. Karena mereka istiqamah dan kuat pendirian. Tapi bukan berarti kalangan lain seperti NU, Muhammadiyah, Jamaah Tabligh, tidak demikian.

Bila dianalogikan dalam suatu pemerintahan, ikhwan salafi ibarat kementerian pertahanan yang siap mempertahankan negara (agama) sampai titik darah penghabisan. NU ibarat kementerian sosial yang menangani hubungan antar warga (karena sikap tolerannya). Muhammadiyah ibarat kementerian pendidikan yang berdakwah melalui pendidikan (sangat aktif mendirikan sekolah berbasis agama). Sedangkan JT ibarat kementerian agama yang selalu mengajak orang untuk beribadah.

Dalam hal pembelaan kepada agama dan kaum muslimin, para salafy tidak diragukan militansinya. Tidak seperti ormas lain yang disibukkan dengan wacana tanpa ada tindakan nyata. Contohnya adalah saat rusuh sara di Maluku dan di Sulawesi Tengah (Poso). Garda terdepan dalam membela kaum muslimin adalah kelompok salafy yang dipimpin oleh ustadz Jafar Umar Thalib.

Di banyak negara, kaum salafy pula yang giat membantu kaum muslimin dalam melawan penindasan. Seperti di Yaman, Irak, Afghanistan, Somalia, dan negara lainnya.





8 comments

Sing penting aja pada nyalah nyalahna wong liyane

@Rahwana, ane setuju dengan ente boss....hehehehe....

Trims ya udah mampir.........

@Rahwana
Setuju.., Jgn Saling menyalahkan Yang Lain...
Saling Membid'ahkan Apalagi Mengkafirkan..
Rasanya kita sudah hafal golongan mana yang sering melakukan hal diatas...
Lebih Baik Hargai Perbedaan Para Ulama..
Jgn Kita Klaim Kemajuan Islam Hanya Karna Peran Besar Salafy Abu...
Para Kaum Suni dengan berbagai Madzhab didalamnya Serta Merta Anda Lupakan??

@Orang Awam, trims atas komentarnya.
Entah karena sering diekspos di media atau apa tapi yang saya lihat, kaum salafy-lah yg kini mendominasi tingkat militansi dalam pembelaannya terhadap penindasan kaum muslim.

Sesama ummat Islam seharusnya jangan suka mengkafirkan dan membid'ahkan, pegangan kita tetap Qur'an dan sunnah Rasul..

@Anonim:
terima kasih...
Saya setuju dengan Anda dalam hal ini.

dari yg saya baca di media, salafy tdk mengkafirkan golongan manapun, salafy berusaha agar aqidah umat islam sesuai dengan Al-Qur'an dan sunah Rasulullah SAW.

@Jamal: trims sudah mampir yaa...juga trims atas infonya.


EmoticonEmoticon