Tiga nama artis: Ariel, Luna dan Cut Tari sampai detik ini masih menghiasi media-media tanah air, baik cetak maupun elektronik, baik dunia nyata maupun maya. Seharusnya mereka patut 'berbangga' dengan promosi gratis dengan durasi yang sangat lama dan di halaman muka pula (headline). Tapi, nyatanya, bukan kebanggaan yang mereka dapatkan melainkan panas dingin badan dan 'tamparan' mental dan moral yang mereka peroleh.
Itu semua tidak lain adalah perbuatan gegabah mereka yang merekam hubungan terlarang (karena di luar ikatan yang sah) dalam sebuah audio visual. Sebuah audio yang dibuat dalam keadaan diamuk nafsu syahwat sehingga terkadang akal menjadi tidak terkendali untuk memikirkan konsekuensi dari tindakannya tersebut. Bagi orang-orang tertentu, merekam adegan hubungan badan sendiri merupakan kenikmatan tersendiri, terlebih bila pelakunya memiliki penyimpangan orientasi seksual.
Itulah yang terjadi pada ketiga artis tersebut di atas, terlepas dari mengakui atau tidak pelakunya terhadap video tersebut (beberapa pakar telematika telah menyatakan bahwa video tersebut asli). Kini video tersebut telah beredar luas di kalangan masyarakat, dari anak kecil, pelajar, tukang becak, sampai pejabat. Dan nasi telah menjadi bubur. Tidak akan bisa menarik kembali file yang telah beredar tersebut menjadi arsip pribadi yang tidak bisa dikonsumsi oleh publik.
Kini ketiga artis tersebut sedang panas dingin menghadapi konsekuensi logis dari perbuatan mereka sendiri. Masyarakat tidak henti-hentinya menghujat (sebagai sanksi moral dan sosial) dan beramai-ramai mendatangi kediaman para artis. Tempat usaha Luna Maya juga tidak luput dari sasaran pendemo. Akibatnya, tempat usaha ditutup, kontrak iklan dengan sebuah produk sabun pun diputus. Kontrak Ariel dan Cut Tari juga terhenti. Bahkan sempat mencuat wacana dari walikota Bandung untuk mencoret Ariel dari statusnya sebagai warga Bandung. Sungguh berat sanksi yang mereka dapatkan.
Tidak hanya sanksi sosial yang mereka terima, sanksi hukum pun siap menjerat mereka bertiga. Meski dari tinjauan UU ITE dan pidana belum ditemukan pasal yang sesuai untuk didakwakan terhadap kasus video mesum tersebut (malah seperti ada pengalihan isu, yaitu hanya menyalahkan pihak penyebar video), tapi satu hal yang pasti adalah sanksi hukum atas perbuatan zina yang telah mereka lakukan.
Mungkin kini rasa sesal telah membuncah memenuhi setiap desah nafas Ariel-Luna-Cut Tari. Perasaan yang selalu datang belakangan ketika semua telah terjadi. Apa mau dikata?
Ada kala nasib orang berada di puncak yang sangat tinggi seolah tidak akan turun lagi, ada kalanya pula harus terpuruk ke dalam lembah yang paling dalam. Hanya itu siklus hidup manusia. Ada nasib baik dan nasib buruk. Saat bernasib baik, hendaklah ingat bahwa nasib buruk suatu saat juga akan datang. Sehingga kita tidak terlena dengan keadaan yang kita hadapi.
Nasib selebritis....begitu disanjung, saat sukses dan 'diinjak-injak' saat berbuat salah.
Sabtu, 19 Juni 2010
Ariel-Luna-Cut Tari, Penyesalan Tak Berarti
✔
Unknown
Artikel Terkait
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
EmoticonEmoticon