Rabu, 03 Maret 2010

Mulutmu, Harimaumu


Sudah menjadi tabiat sebagian manusia yang merasa senang bila melihat orang lain susah dan merasa susah bila melihat orang lain senang. Mudah-mudahan tabiat ini tidak menghinggapi para anggota dewan khususnya inisiator hak angket kasus bank century. Tetapi sejak terbentuknya pansus, ada kenyataan bahwa harus ada pihak yang menjadi tersangka di balik pengucuran dana bailout BC. Dan orang yang memiliki tabiat seperti ini akan senang bila ada pihak yang menjadi tersangka.
Sialnya, yang menjadi sasaran tembak adalah orang-orang yang selama ini dikenal bersih dan profesional. Karena bersihnya, kedua orang itu tidak gampang dibeli dan tidak gampang pula dirayu untuk kepentingan tertentu. Lalu yang menjadi pertanyaan, kenapa mereka-para pejabat pengambil keputusan bailout BC-belum apa-apa sudah menjadi sasaran tembak? Karena mungkin para inisiator pansus memiliki sindrom sebagaimana disebutkan di atas.
Orang yang memiliki sindrom tersebut bisa jadi selalu diliputi pikiran ‘semut di seberang lautan jelas kelihatan tapi gajah di pelupuk mata tiada kelihatan’. Pikiran ini yang kemudian membawa seseorang untuk mencari-cari kesalahan orang lain, sementara kesalahan diri bagaikan tiada pernah ada.

Kata-kata bersayap di atas akan terasa pas bila dikaitkan dengan kasus yang menimpa seorang inisiator hak angket dari fraksi PKS, yaitu saudara Muhamad Misbakhun (MM). Sebagaimana dilansir oleh staf khusus presiden bidang bencana, yaitu Andi Arief, MM melalui perusahaannya memiliki L/C fiktif senilai puluhan juta dollar di Bank Century. Meski pihak MM sudah membantah dengan mengatakan bahwa hasil pemeriksaan BPK dan Bareskrim Polri tidak menyebutkan perusahaan MM memiliki L/C fiktif, tapi tentu tidak akan ada asap bila tiada api.
Bila ditelisik lebih jauh, MM adalah mantan ajudan Hadi Purnomo (HP) di Ditjen Pajak (Majalah Tempo, 1-7 Maret 2010). Sekarang HP sudah menjadi Ketua BPK. Sementara perusahaan MM adalah nasabah BC yang telah diaudit oleh BPK. Apakah ada kaitan persahabatan HP dengan MM dalam saling mengamankan dirinya? Tugas pihak berwajiblah yang harus mengusut sampai tuntas.
Kasus ini bila ditindaklanjuti secara serius oleh penegak hukum, bisa menjadi titik balik atau bisa jadi blunder bagi yang bersangkutan atau mungkin juga berimbas ke partainya. Partai bisa dianggap sebagai tempat sembunyi para pengemplang kredit dan –mungkin juga- Pajak karena bila dirunut sampai ke periode karir MM, saya yakin bisa ditemukan link and match asset MM yang dia gunakan untuk mendirikan dan mengakuisisi saham perusahaan. Karena seperti di beritakan di Majalah Tempo, tanggal 1-7 Maret 2010, MM awalnya hanyalah seorang PNS di Ditjen Pajak, dan terakhir MM menjadi ajudan Dirjen Pajak, Hadi Purnomo yang juga kekayaannya fantastis. Dari yang dilaporkan,lebih 90 persen kekayaan HP berasal dari hibah. Hibah dari siapa? Tidak masuk akal.


EmoticonEmoticon