Sabtu, 05 Februari 2011

Menilai Pernyataan Gayus

Jumat, 4 Februari 2011, Gayus kembali menjalani pemeriksaan. Kali ini yang memeriksa adalah Komis Pemberantasan Korupsi. Gayus diperiksa lebih dari enam jam oleh KPK. KPK ‘terpaksa’ mengambil alih kasus Gayus (terutama dalam hal gratifikasi) yang besarannya di luar nalar sehat orang kebanyakan karena seorang pegawai biasa, bukan pejabat tinggi, bisa memiliki kekayaan ratusan milyar.

Selama ini gayus diperiksa oleh aparat kepolisian dan kejaksaan yang hasilnya tidak memuaskan masyarakat. Sehingga masyarakat menilai adanya ketidakseriusan aparat tersebut. Malah terbentuk opini bahwa gayus dan aparat hukum yang memeriksa selama ini adalah bagian dari mafia hukum.

Kini, masyarakat sangat berharap kasus gayus dapat diselesaikan oleh KPK secara tuntas, yaitu mampu mengungkap siapa saja yang bermain di balik kasus Gayus. Karena konon kekayaan Gayus berasal dari perusahaan besar milik tokoh terkemuka di tanah air. Tidak mungkin dalam masa kerja yang belum lama, tetapi Gayus mampu memperoleh kekayaan yang begitu fantastis tanpa kontribusi dari perusahaan raksasa tersebut.


Di samping itu, kasus Gayus juga nampak penuh rekayasa yang melibatkan para pejabat tinggi baik di lingkungan kepolisian, kejaksaan maupun di Direktorat Jenderal Pajak (DJP).

Usai pemeriksaan pada Jumat kemarin, sebagaimana diberitakan di harian Kompas hari ini, Gayus mengatakan bahwa dia telah mengungkapkan semua yang terlibat, dari yang levelnya teri sampai hiu dan paus. Siapa mereka? Hanya Gayus, penyidik dan pengacaranya (Hotma Sitompoel) yang tahu.

Apa yang dikemukakan Gayus saat pemeriksaan oleh KPK saya yakin sebatas apa yang dia dengar dan lihat selama dia masih aktif di DJP dan minim bukti. Karena selama ini apabila terjadi suap menyuap dilakukan secara tunai, tidak melalui transfer. Sehingga kadang sulit untuk membuktikan kebenaran tuduhan. Maka pernyataan saja tanpa bukti bisa menjadi fitnah yang akan memojokkan pihak-pihak yang dituduhkan oleh Gayus.

Bisa dikatakan bahwa pernyataan Gayus belum tentu benar dan hanyalah psikologi orang yang sedang di bawah tekanan.


EmoticonEmoticon