Cerita Keistimewaan Gus Dur yang Tercecer
--oo00oo--
Kembalinya Gus Dur ke pangkuan Tuhan, membangkitan kembali ingatan para sahabat, asisten dan rekan kerja terhadap sosok Gus Dur. Ya, ingatan yang tidak akan lekang oleh bergantinya waktu karena terikat kuat secara emosional. Dan interaksinya dengan Gus Dur, bagi para ‘abdi’nya adalah bagian dari kehidupannya itu sendiri.
Sosok Gus Dur adalah bagai dua sisi yang berbeda, dipuja sekaligus tidak sedikit yang membenci karena kontroversi ucapan dan tindakannya. Di antara yang memuja dan kagum terhadap Gus Dur adalah orang-orang yang telah bergaul dekat dengan almarhum dan melihat serta merasakan langsung kelebihan dan keistimewaan Gus Dur, dari sebelum dan sesudah menjadi presiden. Juga para santri dari banyak pondok pesantren di Jawa yang memperoleh cerita perihal kehebatan Gus Dur dari mulut ke mulut sehingga sampai pada kesimpulan, Gus Dur adalah Waliyulloh.
Tidak sedikit pula pihak yang membenci Gus Dur, yang datang dari gerakan Islam Wahabi dan gerakan Islam garis keras lainnya. Di samping tidak percaya hal-hal mistik yang ada pada Gus Dur, juga kelompok ini sering merasa dirugikan oleh pernyataan dan sepak terjang Gus Dur.
Keistimewaan yang ada pada Gus Dur membuat tidak habisnya orang menulis tentang beliau. Sampai hari ke-tiga meninggalnya, tiada putus orang membuat artikel dan memposting di media. Beliau bagaikan air laut yang diminum, tidak akan menghilangkan haus peminumnya.
Para sahabat percaya bahwa Gus Dur memiliki kelebihan yang luar biasa dibanding orang lain. Diantara yang meyakininya adalah
-Pak Mahfud MD, Ketua Mahkamah Konstitusi , mantan Menteri Pertahanan di Kabinet Gus Dur. Kata pak Mahfud MD, “selama saya duduk di kabinet, menjadi menteri Presiden Gus Dur, hal itu (tidur, tapi menyerap) juga saya saksikan.
Saat sidang kabinet, biasanya Gus Dur membuka sidang dengan pengantar singkat, kemudian menyerahkan kepada Mbak Megawati (wapres) untuk memimpin sidang. Gus Dur kemudian tertidur. Tapi, begitu sidang kabinet selesai dan forum dikembalikan kepada presiden untuk ditutup, ternyata resume serta ulasan yang dibuat Gus Dur sangat cocok dengan yang dibicarakan dalam sidang kabinet itu. Padahal, Gus Dur tertidur ketika para menterinya berdiskusi.
Ketertiduran Gus Dur tersebut tak terkecuali saat sedang bertemu resmi dengan pimpinan negara lain. Ketika pada 2001 Perdana Menteri India Rajvaje beserta rombongannya diterima resmi oleh rombongan Presiden Gus Dur, lagi-lagi dia tertidur. Padahal, PM India itu sedang berbicara serius persis di seberang meja Gus Dur. Ajudan Gus Dur mengantarkan permen kepada saya sambil berbisik. “Pak, ini berikan kepada presiden. Mohon presiden diajak berbicara agar tak tertidur,” kata ajudan itu. Saya yang memang duduk persis di samping kiri Gus Dur mencolek pahanya sambil ngajak bicara. “Gus, rencana kunjungan ke Mesir…,” Belum selesai saya berbicara, Gus Dur sudah memotong. “Ssst, tak usah laporan dulu, nanti saja. Ini ada tamu penting harus kita dengarkan,” ujar Gus Dur. Saya tertawa. Apalagi, Gus Dur tidur lagi, bukan mendengarkan. Tapi, begitu tiba giliran berbicara, Gus Dur menanggapi satu per satu dengan tepat masalah-masalah yang dikemukakan PM India dan para menterinya tersebut, bahkan memberikan arahan tertentu untuk menteri-menterinya tentang segi-segi penting yang harus ditindaklanjuti dari pertemuan itu” (Sumber).
-Effendy Ghazali, Pakar Komunikasi Politik UI. Katanya, dalam sebuah diskusi Gus Dur tertidur pulas, saat itu banyak orang yang bertanya pada Gus Dur.
“Saya sampai mencatat lengkap semua pertanyaan mereka,” kata Effendy yang takut Gus Dur tidak tahu ada yang tanya. Namun dugaan Effendy meleset, saat bangun Gus Dur tahu semua pertanyaan dan siapa yang bertanya. Mulai saat itu Effendy percaya tentang cerita misteri tidur Gus Dur (Sumber)
- Kolonel Inf Agus Sutomo, mantan Wakil Komandan Grup A Paspampres Gus Dur, kini Danrem 061 Suryakancana. Katanya, “Kemampuannya mengingat sesuatu sangat tampak saat hendak menghubungi seseorang lewat telepon genggamnya. Walaupun penglihatannya sudah tidak dapat berfungsi dengan baik, Gus Dur sanggup menekan sendiri tombol di handphonenya, lalu menghubungi orang yang dituju,” papar Agus.
Bagaimana bisa begitu? “Gus Dur melakukannya dengan menggunakan perasaan, plus daya ingat untuk menghafal urutan nomor orang-orang yang ada di phonebooknya. Ini yang saya tahu tentang Gus Dur selama saya bertugas,” tandas Agus, menutup pembicaraan (Sumber).
-Arif Afandi, mantan wartawan Jawa Pos yang sering ikut meliput kegiatan Gus Dur, dan kini menjadi Wakil Walikota Surabaya. Katanya, setelah Gus Dur terserang stroke pertama tahun 1996, saya pun berkunjung ke Ciganjur untuk menjenguknya. Begitu tahu saya yang datang, Gus Dur langsung nyeletuk menanyakan sambal terong bikinan ibu saya (yang pernah disuguhkan ibunda Arif Afandi saat Gus Dur berkunjung pada tahun 1993 di Blitar). ”Aduh Gus, ibu saya sudah meninggal dua tahun lalu,” kata saya spontan. Gus Dur pun lantas menimpali kata-kata ikut berduka dengan bergumam: Inna lillahi wa inna ilaihi raji’un.
Dalam batin saya sangat terkejut dengan pertanyaan sambel terong itu. Mengapa? Orang yang baru saja terserang stroke masih ingat dengan sesuatu yang amat kecil dan sangat pribadi sifatnya. Gus Dur ingat dengan suguhan seorang pengagumnya di desa pelosok Blitar yang tidak dia kenal sebelumnya. Dari kejadian itu, saya menjadi percaya bahwa Ketua Umum PBNU yang berhasil mengangkat kepercayaan diri kaum Nahdliyin di negeri ini hafal ribuan nomor telepon di luar kepala (Sumber).
Beberapa penggal cerita di atas semoga bermanfaat dan bisa menambah takzim kita kepada Gus Dur. Tuhan memberikan kelebihan kepada hamba yang dikasihi-Nya.
Semoga Allah SWT menerima segala amal ibadahnya.
Amiin.
Note:
Seperti biasa, tulisan ini juga sudah dipostingkan di Kompasiana malam ini juga dan sudah menduduki Headline.
Minggu, 03 Januari 2010
Masih Tentang Gus Dur:
✔
Unknown
Tags
Artikel Terkait
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
EmoticonEmoticon