Jumat, 11 Juni 2010

Dunia Berhenti Berputar, Menyambut Piala Dunia!!


Tidak ada pelosok dunia yang tidak sepi dari pembicaraan Piala Dunia yang malam ini (waktu Indonesia/Indonesia time) resmi dibuka. Dari sudut-sudut Palestina, Irak dan Afganistan, dimana tempat yang tiada henti bergolak, sampai di sudut Papua Indonesia, dan kepulauan kecil Karibia, tidak kalah untuk juga ikut memberi pada pesta dunia ini.

Malah ada yang berkelakar, untuk sementara teroris akan beristirahat dari aktivitasnya dan bersantai menikmati tayangan empat tahunan ini. Diprediksi tindak teror akan berkurang selama berlangsungnya Piala Dunia. Atau justru akan meningkat dengan obyek sasaran di Afrika Selatan sendiri selaku tuan rumah? Tidak ada yang tahu dan tidak ada yang bisa memprediksi karena rencana dan pergerakan para underground ini sulit dideteksi.

Demi suskses dan meriahnya acara Piala Dunia 2010, konon Afrika Selatan menghabiskan dana sebesar Rp 65 triliun!! (Koran Tempo, 11 Juni 2010). Sungguh dana yang sangat besar. Dana sebesar itu digunakan antara lain untuk membangun 10 buah stadion dan membangun bandara baru. Diantara anggaran besar itu sejumlah US$ 180 juta dibelanjakan untuk membeli persenjataan baru bagi 40 ribu orang polisi. Karena keamanan memang hal sangat penting bagi suksesnya penyelenggaraan Piala Dunia. Di samping kemungkinan ancaman terorisme juga tindak kriminal oleh gang-gang Afrika. Memang negara Afrika Selatan selama ini dikenal kurang aman karena tingkat kejahatannya tinggi. Bayangkan,pembunuhan bisa mencapai 50 orang per hari. Karena itu, tidak heran bila hampir semua warga dilengkapi senjata api untuk berjaga-jaga. Hanya dengan modal KTP dan surat ijin, seorang warga bisa memiliki senjata api, termasuk jenis senjata serbu M16 sekalipun!

Sampai menjelang pembukaan Piala Dunia ini, kejahatan perampokan terus menghiasi surat-surat kabar sehingga makin membuat kecut orang-orang dari luar Afsel yang akan pergi ke sana. Dari beberapa pemberitaan diketahui telah terjadi perampokan terhadap wartawan asal Spanyol (ditodong kepalanya dengan senjata), wartawan Korea Selatan (dicekik sampai pingsan di toilet sebuah minimarket), tiga orang wartawan China, dan lainnya.

Ngomong-ngomong tentang anggaran yang besar, apakah anggaran tersebut dapat tertutupi oleh sebuah acara yang hanya satu bulan? Berapa kemungkinan pemasukan dari penyelenggaraan acara akbar tersebut?
Berikut ulasannya (Sumber: di sini):
Sebanyak 48 pertandingan grup, 15 pertandingan KO, dan pertandingan di tempat ketiga akan dimainkan. Sepuluh stadion memiliki kapasitas rata-rata lebih dari 56 ribu orang. Harga tiket rata-rata berada di kisaran US$ 200 (menggunakan median dari kategori dua bracket, yang lebih moderat). Jika semua tiket di seluruh permainan terjual, maka total pendapatan yang diperoleh dari tiket mencapai US$ 717 juta.

Menteri Pariwisata Marthinus van Schalkwyk pun mengatakan, dampak Piala Dunia terhadap pariwisata sudah mulai terasa. Dimana industri pariwisata lokal telah mengungguli tren dunia pada 2009, dengan pertumbuhan 3,6% pada kedatangan luar negeri dan lebih dari 9,9 juta pendatang asing. Bandingkan dengan 9,6 juta pada 2008, yang mengkontribusi 7,4% terhadap produk domestik bruto (PDB).

Sedangkan laporan terbaru Grant Thornton, sebuah firma akuntan di Inggris menyebutkan, Piala Dunia menciptakan stimulus ekonomi di Afsel. Dimana 695 ribu pekerjaan tersedia, dengan 280 ribu akan bertahan pada 2010 dan 174 ribu merupakan aktivitas ekonomi tambahan tahun ini.

Gillian Saunders, yang melakukan analisis untuk konsultasi Inggris Grant Thornton mengatakan, lebih dari seperempat pengunjung tidak membeli tiket, termasuk orang-orang dari negara tetangga akan datang untuk menikmati atmosfer keceriaan ini.

Pengunjung pun diharapkan untuk tinggal lebih lama dan menghabiskan dana lebih banyak. Ini berarti, turnamen masih akan membawa keuntungan ekonomi yang lebih besar. “Produk domestik bruto Afrika Selatan pun diperkirakan meningkat sekitar 0,54% tahun ini,”katanya.

Penggemar asing diharapkan untuk menghabiskan R8,8 miliar (US$1,16 miliar). Meskipun jumlah pengeluaran pada turnamen ini mencapai R55,3 miliar (US$731,4 juta), termasuk investasi pemerintah berat stadion, jalan dan infrastruktur lainnya.

Menurut Grant Thornton, wisatawan luar negeri masing-masing diperkirakan akan tinggal selama 18 hari, pergi ke lima pertandingan dan menghabiskan 30.200 rand (hampir US$4.000).

Namun, resesi di Eropa akan menekan manfaat ekonomi dari turnamen ke Afsel. Pada 2007, lembaga ini memprediksi 483 ribu penggemar asing akan datang ke Afsel untuk turnamen 11 Juni sampai 11 Juli tersebut. Namun, resesi global menyebabkan prediksi itu melorot tajam, hingga sekitar 373 ribu pengunjung.

Selain itu, hanya sekitar 11.300 pemegang tiket-berasal dari negara-negara Afrika di luar Afrika Selatan, tentu mengecewakan penyelenggara. Tapi sekarang setiap pengunjung diharapkan dapat tinggal lebih lama, sehingga ada masukan dana lagi.

Jadi total efek pada perekonomian Afrika Selatan harus hampir sama, dengan suntikan dana sekitar 93 miliar rand (US$12,4 miliar). Sebagian besar telah dihasilkan sebelum tahun ini. Pariwisata harus memperhitungkan 16% dari total akhir. Sedangkan sisanya akan berasal dari belanja pemerintah pusat untuk infrastruktur.

Beberapa kalangan pun menilai penyelenggaraan Piala Dunia di Afsel merupakan keputusan bodoh. Namun, Jerome Valcke, sekretaris umum FIFA optimistis bahwa Afsel dapat menyelenggarakan Piala Dunia dengan manajemen terbaik, tidak hanya pada FIFA namun juga dunia. “Bahkan, lebih baik dari Jerman yang menjadi tuan rumah pada 2006,” ucapnya.

Cita-cita itu memang tampaknya berlebih, terutama mengingat gelaran Piala Dunia 2006 di Jerman mencatatkan sukses besar. Dengan lebih dari 2 juta pengunjung, pendapatan di industri pariwisata hampir mencapai US$ 400 juta dan penjualan ritel mencapai sekitar US $ 2,7 miliar. Meskipun Jerman memang diuntungkan dalam masalah jarak, dengan waktu berkendara dari basis penggemar tim berpartisipasi, hanya separuh dari Afrika.

Sedangkan analis memperkirakan, melalui Piala Dunia, Afsel akan mengantongi US$ 2 miliar untuk industri pariwisata dan US$1,1 miliar untuk penjualan ritel. Sekitar 50 miliar orang seluruh dunia akan menonton, dengan lebih dari 18 ribu perusahaan media melaporkan peristiwa itu. Sebanyak 500 ribu wisatawan asing pun diharapkan datang.


EmoticonEmoticon